
Kenali Tanda-Tanda Awal Gagal Jantung dan Langkah Pencegahan yang Efektif
Apakah Anda pernah merasa cepat lelah meskipun aktivitas yang dilakukan tidak terlalu berat? Atau mungkin mengalami sesak napas saat tidur, hingga kaki tiba-tiba bengkak tanpa sebab jelas? Banyak orang menganggap hal-hal ini sebagai gejala kelelahan biasa. Namun, bisa jadi itu adalah tanda awal dari gagal jantung.
Menurut dr. Novi Yanti Sari, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FHFA, FACC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Kebon Jeruk dan Lippo Village Karawaci, gejala awal gagal jantung sering kali mudah terlewatkan. Gagal jantung bukan kondisi yang datang tiba-tiba, melainkan berkembang secara diam-diam, perlahan, dan sering kali tanpa gejala mencolok pada tahap awal. Meski begitu, ini adalah penyakit kronis yang serius dan sering kali menjadi komplikasi dari masalah jantung yang tidak tertangani dengan baik.
Gejala Awal Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai
Gagal jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau obesitas. Masalahnya, banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh mereka sudah memberi sinyal peringatan.
Beberapa gejala yang patut diwaspadai antara lain:
- Sesak napas saat tidur atau berbaring, terutama pada malam hari.
- Mudah lelah bahkan saat melakukan aktivitas ringan.
- Berat badan naik drastis akibat penumpukan cairan.
- Pembengkakan di kaki, pergelangan, atau perut.
Berbeda dengan serangan jantung yang terjadi tiba-tiba, gagal jantung berkembang secara perlahan. Namun, jika tidak ditangani sejak dini, dampaknya bisa sama berbahayanya. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas harian hingga membuat pasien harus menjalani rawat inap berulang kali.
Terapi Modern untuk Mengatasi Gagal Jantung
Kabar baiknya, penanganan gagal jantung kini tidak lagi terbatas pada obat-obatan standar. Dengan kemajuan teknologi medis, berbagai terapi modern telah tersedia untuk membantu jantung bekerja lebih optimal, khususnya pada pasien dengan kondisi berat.
Salah satu inovasi untuk kondisi ini adalah cardiac resynchronization therapy (CRT), alat yang membantu menyelaraskan kontraksi bilik jantung agar bisa memompa darah lebih efisien. Untuk kasus gagal jantung lanjut, tersedia juga left ventricular assist device (LVAD), yaitu alat bantu pompa jantung yang bisa digunakan dalam jangka panjang atau sebagai jembatan menuju transplantasi jantung.
Sementara itu, dalam kondisi kritis ketika jantung dan paru tidak bisa bekerja dengan baik, extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) menjadi pilihan untuk memberi waktu tubuh memulihkan diri dengan bantuan oksigenasi eksternal.
“Makin cepat ditangani, makin besar peluang pasien punya kualitas hidup yang baik tanpa gejala mengganggu,” jelas dr. Novi.
Langkah Pencegahan yang Efektif
Meskipun terdengar menakutkan, gagal jantung bukanlah takdir yang tak bisa dihindari. Justru, banyak kasus bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana yang dilakukan secara konsisten sejak dini.
Tips yang disarankan oleh dr. Novi termasuk:
- Rutin olahraga minimal 30 menit sehari.
- Membatasi konsumsi garam, gula, dan lemak jenuh.
- Berhenti merokok.
- Rutin cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
Dokter Novi menyarankan, jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, skrining jantung berkala bahkan sebelum muncul gejala menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi di kemudian hari. Gagal jantung mungkin berkembang diam-diam, tetapi bukan berarti kita tak bisa mendahuluinya dengan langkah sadar sejak sekarang.
Gagal jantung bisa datang tanpa tanda mencolok, tetapi dampaknya sangat nyata. Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan menjalani gaya hidup sehat, Anda punya peluang besar untuk hidup lebih lama dan lebih baik. Jangan tunggu sampai terlambat, jaga kesehatan jantung Anda mulai hari ini.