
Pemanis Erythritol yang Ternyata Bukan Solusi Sehat
Dalam beberapa tahun terakhir, erythritol telah menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin tetap menikmati rasa manis tanpa harus mengorbankan kesehatan. Dari es krim rendah karbohidrat hingga minuman “bebas gula”, erythritol sering dijual sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan gula biasa. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mungkin ada risiko yang tidak terduga dari penggunaan bahan ini.
Erythritol adalah jenis alkohol gula yang diproduksi melalui proses fermentasi jagung dan dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada tahun 2001. Meskipun memiliki kadar kalori yang sangat rendah dan tingkat kemanisan sekitar 80 persen dari gula pasir, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi erythritol bisa berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.
Penelitian Menemukan Bahaya yang Tidak Terduga
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Colorado Boulder dan diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology menemukan bahwa erythritol dapat memengaruhi fungsi sel-sel otak, terutama bagian yang terkait dengan sirkulasi darah dan pembuluh darah. Peneliti menemukan bahwa erythritol bisa menyebabkan gangguan pada pembuluh darah, yang meningkatkan risiko pembekuan darah dan akibatnya bisa memicu stroke atau serangan jantung.
Studi ini juga memperkuat temuan sebelumnya dari Cleveland Clinic pada 2023 yang menunjukkan hubungan antara kadar erythritol tinggi dalam darah dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Meskipun erythritol berasal dari sumber alami seperti buah-buahan, konsumsi dalam jumlah besar dalam produk olahan modern jauh melebihi asupan alami harian.
Risiko dari Pemanis Rendah Kalori
Peneliti Christopher DeSouza menjelaskan bahwa meskipun erythritol dianggap aman, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemanis non nutritif ini bisa membawa konsekuensi kesehatan yang merugikan. Dalam sebuah studi besar yang melibatkan 4.000 orang di AS dan Eropa, ditemukan bahwa individu dengan kadar erythritol tinggi memiliki risiko jauh lebih besar untuk mengalami serangan jantung atau stroke.
Temuan ini menjadi peringatan bahwa istilah "bebas gula" tidak selalu berarti "bebas bahaya". Banyak orang mengira bahwa menghindari gula berarti menghindari risiko kesehatan, namun nyatanya, bahan pengganti gula seperti erythritol juga bisa berpotensi membahayakan.
Dampak pada Sel Otak dan Tekanan Darah
Untuk memahami lebih dalam, DeSouza bersama penulis utama Auburn Berry melakukan eksperimen langsung pada sel manusia. Mereka memaparkan sel-sel endotel pada kadar erythritol yang setara dengan satu minuman bebas gula selama tiga jam. Hasilnya cukup mengkhawatirkan: sel-sel tersebut menunjukkan perubahan biologis yang tidak sehat.
Misalnya, senyawa penting yang bertugas melebarkan pembuluh darah menurun drastis, sementara kadar endothelin-1—protein yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah—justru meningkat. Selain itu, sel-sel tersebut juga menghasilkan lebih banyak reactive oxygen species (ROS), atau radikal bebas, yang bisa merusak sel-sel tubuh.
Konsumsi Harian Bisa Memperparah Risiko
DeSouza menekankan bahwa studi ini hanya menggunakan jumlah erythritol setara dengan satu porsi minuman bebas gula. Namun, bagi individu yang rutin mengonsumsi beberapa porsi produk yang mengandung erythritol setiap hari, seperti protein bar, dampak negatif terhadap kesehatan pembuluh darah bisa jauh lebih besar.
Meski demikian, para peneliti juga menegaskan bahwa penelitian ini dilakukan pada sel manusia di laboratorium, bukan pada subjek hidup. Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan berskala besar pada manusia untuk benar-benar memahami seberapa besar risiko yang ditimbulkan oleh erythritol dalam konteks konsumsi sehari-hari.
Kesimpulan
Erythritol selama ini dipasarkan sebagai alternatif gula yang aman, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan bisa memicu kondisi yang meningkatkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular. Para peneliti mengingatkan agar lebih waspada dan teliti dalam membaca label bahan. Mungkin, meski terlihat aman, bahan pengganti gula ini juga memiliki sisi gelap yang perlu dipertimbangkan.