BosHJN AMP

Antara Gula dan Pemanis: Apa yang Lebih Baik untuk Otak?

Featured Image

Peran Gula dan Pemanis dalam Kesehatan Otak

Otak manusia adalah organ yang sangat kompleks dan berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi vital tubuh, termasuk kemampuan berpikir, mengingat, serta mengendalikan emosi. Untuk menjalankan tugas-tugas ini secara optimal, otak membutuhkan pasokan energi yang cukup. Sebagian besar energi tersebut berasal dari glukosa, bentuk sederhana dari gula. Oleh karena itu, keseimbangan konsumsi gula menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan otak.

Manfaat Gula bagi Otak

Gula atau glukosa merupakan bahan bakar utama bagi tubuh dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Meskipun sering dianggap sebagai musuh dalam masalah kesehatan gizi, penggunaannya bergantung pada jenis dan jumlah yang dikonsumsi. Tubuh manusia sebenarnya mampu memproduksi glukosa sendiri dari karbohidrat yang dikonsumsi, sehingga gula tambahan tidak sepenuhnya diperlukan untuk menjaga kesehatan otak.

Namun, konsumsi gula yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gula bisa menyebabkan gangguan metabolisme, peradangan, stres oksidatif, serta perubahan mikrobioma usus yang berpengaruh pada fungsi otak.

Jenis-Jenis Gula Alami dan Pengaruhnya

Beberapa gula alami yang umum dikonsumsi meliputi gula tebu, molase, madu, gula maple, gula kelapa, sirup jagung tinggi fruktosa, agave, dan sejenisnya. Meskipun mengandung glukosa dan fruktosa, konsumsi berlebihan dari produk-produk ini diyakini dapat meningkatkan risiko demensia serta gangguan kesehatan mental.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari 100 gram gula tambahan per hari memiliki risiko depresi hampir 30 persen lebih tinggi. Meski rasio glukosa dan fruktosa berbeda antar produk, sebaiknya batasi konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan. Jika memungkinkan, pilihlah makanan tanpa gula sama sekali. Namun, madu memiliki kandungan nutrisi yang lebih beragam, termasuk polifenol, yang cenderung tidak menimbulkan efek negatif seperti gula lainnya. Beberapa riset juga menunjukkan bahwa madu memiliki manfaat positif bagi kesehatan otak.

Dampak Gula terhadap Fungsi Otak

Gula berpengaruh terhadap memori, suasana hati, dan fungsi kognitif. Konsumsi gula dalam jumlah kecil dapat meningkatkan semangat dan motivasi, tetapi jika berlebihan, gula justru mengganggu kemampuan berpikir dan mengurangi kontrol diri. Makanan dengan indeks glikemik tinggi terbukti mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan respons hadiah, sehingga menciptakan rasa lapar yang lebih kuat dibanding makanan bernilai glikemik rendah. Kenaikan kadar glukosa darah yang tajam akibat makanan tersebut bisa memicu dorongan kecanduan di otak.

Pemanis Buatan dan Risikonya

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui enam jenis pemanis buatan, yaitu sakarin, aspartam, sukralosa, asesulfam kalium, neotam, dan advantam. Pemanis ini memiliki keunggulan, seperti efek minimal pada kadar gula darah dan rasa manis yang lebih kuat dibanding pemanis alami.

Namun, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan potensi risiko kanker dan masalah kesehatan lainnya. Di manusia, pemanis buatan diketahui dapat mengubah mikrobioma usus, yang memiliki hubungan erat dengan kesehatan otak. Selain itu, pemanis buatan sering ditemukan dalam makanan ultra-olah, sehingga keberadaannya bisa menjadi tanda bahwa makanan tersebut kurang sehat.

Komentar

Disqus Comments