Coca Cola AS Akan Luncurkan Varian Gula Tebu, Lebih Sehat?

Featured Image

Perbandingan Gula Tebu dan Sirup Jagung Fruktosa Tinggi

Gula tebu sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan sirup jagung fruktosa tinggi. Namun, apakah benar bahwa gula tebu lebih baik secara kesehatan? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dipahami bagaimana kedua jenis pemanis ini berbeda dan dampaknya terhadap tubuh manusia.

Perusahaan Minuman Terbesar Mengubah Pemanis

Salah satu perusahaan minuman terbesar di dunia, Coca-Cola, telah mengumumkan bahwa pada musim gugur ini akan mulai menawarkan versi Coke yang menggunakan gula tebu sebagai bahan pemanis, bukan sirup jagung fruktosa tinggi. Keputusan ini dilakukan untuk memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen sesuai dengan preferensi mereka.

Namun, tidak semua ahli sepakat dengan anggapan bahwa gula tebu lebih sehat. Banyak pakar kesehatan menyatakan bahwa gula tetaplah gula, baik dalam bentuk gula tebu, sirup jagung fruktosa tinggi, maupun madu. Proses metabolisme tubuh terhadap ketiganya hampir sama, sehingga konsumsi berlebihan dari apa pun dapat berdampak negatif.

Apa Perbedaan Mendasar antara Gula Tebu dan Sirup Jagung Fruktosa Tinggi?

Menurut Organisasi Penelitian Gula Dunia, gula tebu terbuat dari sari tebu yang dipekatkan dan dikristalkan. Setelah proses pemurnian, gula tebu menjadi gula putih granular. Sukrosa, yang merupakan komponen utama gula tebu, terdiri dari 50% glukosa dan 50% fruktosa.

Sementara itu, sirup jagung fruktosa tinggi adalah pemanis cair yang berasal dari pati jagung. Proses produksinya melibatkan pengubahan pati jagung menjadi sirup jagung, lalu diolah lebih lanjut. Sirup ini memiliki kandungan fruktosa yang lebih tinggi, yaitu sekitar 55%, dibandingkan gula tebu.

Kebiasaan Konsumsi yang Harus Diperhatikan

Marie-Pierre St-Onge, profesor kedokteran nutrisi di Institut Nutrisi Manusia Universitas Columbia, menegaskan bahwa orang-orang sebaiknya membatasi asupan gula tambahan, apa pun bentuknya. Menurutnya, beralih dari sirup jagung fruktosa tinggi ke gula tebu hanya merupakan penggantian gula dengan gula lainnya, tanpa dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat.

Selain itu, para ahli juga menyarankan agar orang-orang menghindari minum soda manis secara umum karena mengandung kalori kosong. Sebuah kaleng Coca-Cola 350 ml mengandung 39 gram gula, melebihi batas harian yang direkomendasikan oleh American Heart Association.

Dampak Negatif dari Konsumsi Gula Tambahan

Meskipun gula tebu dan sirup jagung fruktosa tinggi memiliki perbedaan kandungan fruktosa, keduanya tetap memberikan jumlah kalori yang sama dan meningkatkan kadar glukosa darah. Konsumsi berlebihan dari keduanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah gigi.

Sirup jagung fruktosa tinggi juga dikaitkan dengan risiko penyakit hati berlemak, peningkatan kadar trigliserida, serta resistensi insulin. Studi tahun 2022 menunjukkan bahwa konsumsi sirup jagung fruktosa tinggi berkorelasi dengan tingkat peradangan yang lebih tinggi dibandingkan sukrosa.

Pemanis yang Lebih Sehat

Ahli diet terdaftar Natalie Rizzo menyarankan bahwa gula dalam buah lebih sehat karena mengandung nutrisi tambahan seperti serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa tumbuhan. Menggunakan buah atau jus buah 100% sebagai pemanis bisa menjadi pilihan yang lebih sehat.

Secara keseluruhan, semua jenis gula tambahan memiliki dampak serupa terhadap kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk membatasi konsumsi gula secara keseluruhan, terlepas dari sumbernya.

Komentar

Disqus Comments