
Solusi Cerdas untuk Menambah Ruang Tanpa Membongkar Rumah
Menghadapi ruang yang terasa sempit atau kosong meski memiliki ceiling tinggi, seringkali menjadi tantangan bagi pemilik rumah. Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah membangun mezzanine. Mezzanine bukan sekadar tambahan lantai, tetapi juga merupakan cara kreatif untuk memaksimalkan ruang tanpa perlu melakukan renovasi besar-besaran.
Namun, membangun mezzanine tidak bisa dilakukan secara asal. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar hasilnya aman, nyaman, dan estetik. Berikut beberapa tips dari arsitek Ranah Timur Architects, Regi Kusnadi, yang bisa menjadi panduan dalam merancang mezzanine di rumah.
Sesuaikan dengan Kebutuhan dan Tinggi Plafon
Mezzanine paling efektif dibangun di ruang dengan tinggi plafon minimal 5 meter. Hal ini bertujuan agar ruang di bawah dan atas mezzanine tetap nyaman digunakan. “Tinggi ruang yang ideal sekitar 2,4 meter pada plafon datar. Jadi, jika dikalikan dua, setidaknya butuh ruang setinggi 5 meter,” jelas Regi.
Jika atap rumah berbentuk segitiga, bagian tengah atap harus memiliki tinggi optimal, meskipun bagian pinggirnya sedikit lebih rendah. Fungsi mezzanine sangat fleksibel, bisa digunakan sebagai ruang kerja, ruang baca, area hobi, atau tempat bersantai. Karena biasanya semi terbuka dan terhubung secara visual dengan lantai bawah, mezzanine cocok untuk fungsi-fungsi yang tidak menuntut privasi tinggi.
Pastikan Keamanan dengan Pemasangan Railing
Keamanan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan, terutama jika ada anak kecil atau lansia di rumah. Regi menyarankan agar tinggi anak tangga maksimal 17 cm agar nyaman saat dinaiki. Selain itu, area mezzanine harus dilengkapi railing pembatas untuk mencegah risiko jatuh.
Minimal tinggi railing adalah 90 cm, namun bisa ditingkatkan menjadi 120 cm jika ruang cukup tinggi. Desain railing vertikal dengan jarak antar bilah tidak lebih dari 12 cm disarankan, karena akan menghindari kemungkinan kepala anak masuk atau tersangkut di sela-sela railing. Hindari desain dengan garis horizontal yang bisa memicu anak-anak memanjat.
Perhatikan Ventilasi dan Sirkulasi Udara
Posisi mezzanine yang dekat atap sering membuatnya lebih panas dibanding ruangan lain. Untuk menghindari rasa pengap, Regi menyarankan adanya jalur sirkulasi udara yang baik. Misalnya dengan menyediakan bukaan udara di bagian atas ruangan agar udara panas bisa keluar melalui jendela tinggi atau ventilasi di atap.
Cahaya matahari juga perlu dikontrol agar tidak memperparah panas di dalam ruang. Penggunaan skylight atau ventilasi atap dengan desain yang tidak langsung mengenai ruang bisa menjadi solusi yang efektif.
Pilih Material yang Aman dan Tahan Lama
Dari sisi struktur, Regi menyarankan menggunakan material yang sama dengan struktur utama rumah. Jika bangunan awal menggunakan beton, maka mezzanine juga sebaiknya menggunakan beton. Jika rangka utama rumah dari baja, gunakan juga baja agar integrasi struktur lebih kuat dan stabil.
Untuk rumah yang sudah jadi dan ingin menambahkan mezzanine belakangan, baja ringan bisa menjadi pilihan praktis. Struktur baja lebih mudah dikerjakan dan prosesnya cepat. Sementara untuk lantainya, bisa menggunakan material seperti beton, kayu, atau fiber cement setebal 2 cm sebagai alternatif yang kuat dan lebih ringan.
Desain Mezzanine yang Fungsional dan Estetik
Agar mezzanine tidak hanya fungsional tapi juga sedap dipandang, perencanaan dari awal sangat disarankan. Ruangan bisa ditata lebih leluasa jika struktur, pencahayaan, dan ventilasi sudah dipertimbangkan sejak desain awal. Bentuk mezzanine tidak perlu dipaksakan. Jika bangunannya berbentuk segitiga, ikuti saja bentuk itu agar terlihat menyatu.
Menurut Regi, estetika juga muncul dari kenyamanan. Ruang mezzanine yang terang, tidak pengap, dan punya fungsi jelas akan otomatis terlihat menarik. Yang penting jangan asal tambah ruang, tapi sesuaikan dengan aktivitas penghuni dan karakter rumahnya.