
Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Hepatitis
Di Indonesia, penyakit hepatitis B dan C menjadi masalah kesehatan yang serius. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 28 juta penduduk terinfeksi virus hepatitis B dan C, tetapi hanya sebagian kecil yang terdiagnosis dan mendapatkan pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang tidak menyadari risiko penyakit ini.
Dr. Kharina Helhid dari Rumah Sakit Siloam Purwakarta menjelaskan bahwa deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti sirosis hati dan penyakit hati lainnya. “Hepatitis B dan C bisa menyerang tanpa disadari selama bertahun-tahun. Jika terdeteksi lebih awal, pengobatannya sangat efektif dan kualitas hidup pasien bisa tetap baik,” ujarnya.
Menurut World Health Organization (WHO), ada sekitar 2 miliar penduduk dunia yang mengidap penyakit hepatitis dan 1,4 juta di antaranya meninggal setiap tahun. Oleh karena itu, penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit menular yang berbahaya.
Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis, yaitu: - Hepatitis A (HAV) - Hepatitis B (HBV) - Hepatitis C (HCV) - Hepatitis D (HDV) - Hepatitis E (HEV)
Setiap jenis virus memiliki ciri-ciri dan cara penularan yang berbeda. Virus ini dapat berkembang biak dalam tubuh manusia dan menyebabkan radang pada organ hati.
Jenis-Jenis Hepatitis dan Gejalanya
1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV. Penularannya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala umum meliputi pusing kepala, mata dan kulit kuning (jaundice), mual, muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.
2. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh HBV. Penularannya melalui cairan tubuh, seperti darah, air liur, dan sperma. Infeksi dapat terjadi secara vertikal (dari ibu ke anak) maupun horizontal (melalui jarum suntik, transfusi darah, atau kontak langsung). Gejala akut termasuk kehilangan nafsu makan, mual, demam, nyeri perut, dan mata serta kulit kuning. Sebagian besar kasus hepatitis B kronik tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat berkembang menjadi sirosis hati.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh HCV. Penularannya melalui darah dan cairan tubuh yang terkontaminasi. Gejala yang muncul meliputi tidak nafsu makan, mual, lelah, dan mata serta kulit kuning. Hampir 80% pasien akan mengalami infeksi kronik, yang berisiko tinggi berkembang menjadi sirosis hati dan kanker hati.
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh HDV. Virus ini membutuhkan HBV untuk berkembang biak dalam tubuh manusia. Penularannya sama dengan hepatitis B. Gejala yang muncul meliputi nyeri otot, demam, mual, dan mata serta kulit kuning. Infeksi ini dapat mempercepat proses fibrosis hati.
5. Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh HEV. Penularannya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasien. Gejala mirip dengan hepatitis A, seperti demam ringan, tidak nafsu makan, mual, nyeri perut, dan mata serta kulit kuning. Pada sebagian kecil kasus, penyakit ini dapat berkembang menjadi hepatitis kronik.
Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 Juli, berbagai kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining dan vaksinasi. Salah satu contohnya adalah seminar kesehatan yang diadakan oleh Holywings Peduli bersama Superhouse dan Tembak Langit Pasir Kaliki Bandung.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang gejala, penularan, dan pencegahan hepatitis sejak dini. Peserta seminar tampak antusias, terutama karena banyak dari mereka baru mengetahui pentingnya skrining dan vaksinasi.
Selain sesi edukasi, 50 peserta lansia juga mendapatkan kesempatan untuk cek kesehatan gratis. Pemeriksaan meliputi gula darah, kolesterol, tekanan darah, dan asam urat. Mereka juga berkesempatan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.
Seminar ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang penyakit hepatitis semakin meningkat. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat lebih waspada dan melakukan tindakan pencegahan yang efektif.