Vibrio: Tips Aman Berenang di Perairan Eropa

Featured Image

Penyebab dan Bahaya Vibriosis yang Berkembang di Musim Panas

Vibriosis adalah infeksi yang bisa menjadi masalah serius, terutama pada musim panas. Bakteri Vibrio, penyebab utama dari infeksi ini, berkembang pesat di beberapa destinasi wisata seperti Laut Baltik. Perubahan iklim juga berkontribusi pada meningkatnya risiko infeksi ini.

Apa Itu Vibriosis?

Vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio yang hidup alami di perairan pesisir yang hangat, air payau, dan rendah kadar garamnya. Beberapa jenis bakteri yang umum menyebabkan vibriosis antara lain:

  • Vibrio vulnificus
  • Vibrio parahaemolyticus
  • Vibrio alginolyticus

Infeksi ini bisa menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, mual, demam, dan menggigil. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi bisa menyebabkan kerusakan jaringan di sekitar luka terbuka (necrotizing fasciitis) atau bahkan memerlukan perawatan intensif atau amputasi.

Bagaimana Bisa Terinfeksi Vibriosis?

Mayoritas orang terinfeksi melalui saluran pencernaan setelah mengonsumsi kerang mentah atau setengah matang. Infeksi juga bisa terjadi saat seseorang menelan air laut yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan luka terbuka di kulit.

Orang dengan kondisi medis tertentu seperti hepatitis, diabetes, kanker, atau HIV memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi. Selain itu, penggunaan obat penurun asam lambung atau obat-obatan yang menekan sistem imun juga meningkatkan risiko infeksi.

Gejala Vibriosis

Gejala yang umum dialami oleh penderita vibriosis antara lain:

  • Diare
  • Kram perut
  • Mual
  • Muntah
  • Demam
  • Menggigil

Jika infeksi masuk ke aliran darah, tekanan darah bisa menurun drastis dan kulit melepuh. Sementara itu, infeksi melalui luka terbuka biasanya menyebabkan kemerahan, nyeri, pembengkakan, dan luka bernanah.

Tempat Terbanyak Ditemukannya Bakteri Vibrio

Di Eropa, Laut Baltik merupakan lokasi utama penyebaran bakteri Vibrio. Wilayah pesisir seperti Denmark, Jerman timur laut, Finlandia, Estonia, Latvia, Swedia, Lituania, Polandia, dan Rusia terkena dampaknya. Di Laut Utara, bakteri ini ditemukan di sekitar pesisir Belanda dan Belgia. Sementara di Eropa Tenggara, Laut Hitam menjadi tempat favorit bakteri ini.

Tahun 2018 mencatat lonjakan kasus vibriosis dengan 445 kasus dilaporkan. Di Amerika Utara dan Asia Tenggara, perairan payau seperti muara sungai juga menjadi tempat berkembang biak bakteri ini.

Perubahan Iklim dan Peningkatan Risiko

Meskipun perubahan iklim bukan penyebab langsung munculnya wabah bakteri Vibrio, ECDC mengingatkan bahwa kondisi ideal untuk pertumbuhan bakteri ini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Gelombang panas pada Juni 2025 menyebabkan lonjakan kasus di pesisir Laut Baltik dan Laut Utara.

Suhu permukaan Laut Baltik naik dari -1°C pada 1990 menjadi sekitar 0,5°C pada 2024. Penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan aliran air sungai akibat perubahan iklim menurunkan kadar garam di Laut Baltik, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri ini.

Cara Mencegah Vibriosis

Untuk mencegah infeksi Vibrio, hindari mengonsumsi kerang mentah atau setengah matang. Jangan berenang di air laut atau perairan payau jika memiliki luka terbuka. Bersihkan luka dengan baik dan gunakan perban yang layak.

Bagi mereka dengan kondisi medis tertentu atau sistem imun yang lemah, konsultasikan dengan dokter sebelum berenang di laut. Vibriosis tidak menular dari orang ke orang, tetapi penting untuk tetap waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Komentar

Disqus Comments