Mengapa Atap Asbes Masih Disukai Meski Berbahaya?

Featured Image

Penggunaan Asbes yang Masih Populer di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan asbes sebagai bahan atap masih cukup umum. Bahan ini mudah ditemukan di toko-toko bangunan dan sering dipilih oleh masyarakat untuk kebutuhan atap rumah. Meski demikian, asbes mengandung partikel yang berbahaya jika terhirup dalam jangka panjang.

Menurut Ahli Konstruksi Davy Sukamta, alasan utama penggunaan asbes adalah harganya yang relatif murah. Selain itu, material ini juga ringan, sehingga tidak memberatkan struktur bangunan. Namun, ia menilai bahwa pemerintah perlu bekerja sama antar kementerian untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang risiko penggunaan asbes.

Langkah Pemerintah Kota Pangkalpinang

Pemerintah Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, akan melarang penggunaan asbes untuk atap rumah. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go, menjelaskan bahwa asbes bersifat mikroskopis dan bisa menyebabkan bahaya serius jika terhirup. Dampak kesehatan yang mungkin timbul termasuk sesak napas hingga kanker. Selain itu, asbes juga termasuk limbah B3 yang proses pembuangannya memerlukan prosedur dan biaya khusus.

Penyakit yang Disebabkan oleh Paparan Asbes

Asbes dapat menyebabkan berbagai penyakit, antara lain:

  • Mesotelioma
    Kanker ganas yang menyerang lapisan paru-paru atau rongga perut. Hampir semua kasus mesotelioma disebabkan oleh paparan asbes. Penyakit ini sangat sulit disembuhkan dan biasanya berakibat fatal.

  • Kanker Paru-Paru Akibat Asbes
    Jenis kanker ini mirip dengan kanker akibat merokok. Risiko meningkat drastis jika seseorang yang terpapar asbes juga seorang perokok.

  • Asbestosis
    Penyakit paru kronis yang disebabkan oleh jaringan parut pada paru-paru akibat paparan asbes dalam jangka panjang. Gejalanya termasuk sesak napas yang semakin memburuk dan bisa berujung pada kematian.

  • Penebalan Pleura
    Penebalan dan pembengkakan lapisan paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan nyeri dada. Umumnya terjadi setelah paparan asbes dalam jumlah besar.

Asbes Sudah Ditinggalkan oleh Developer

Asbes untuk atap rumah juga sudah ditinggalkan oleh developer atau pengembang rumah subsidi. Praktisi Properti dan Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Bambang Eka Jaya, menjelaskan bahwa asbes merupakan material penutup atap yang sudah lama ditinggalkan. Alasannya adalah karena material ini dapat membahayakan penghuni rumah.

Asbes terdiri dari mineral silikat atau serat kaca yang kecil dan tajam. Partikel kecil tersebut bisa lepas dari lembaran dan jatuh, sehingga berisiko terhirup oleh penghuni rumah. Bahaya ini bisa melukai saluran pernapasan, merusak paru-paru, hingga mengakibatkan kematian.

Korban Jiwa yang Lebih Banyak dari Laka Lantas

Menurut data dari Health and Safety Executive (HSE), asbes memakan korban jiwa dengan angka yang lebih besar daripada korban akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Setiap tahun, sekitar 5.000 pekerja meninggal karena penyakit terkait asbes. Angka ini lebih banyak dibanding korban laka lantas. Selain itu, sekitar 20 pekerja bangunan meninggal setiap minggu akibat paparan asbes pada masa lalu.

Komentar

Disqus Comments