-->

BosHJN AMP

10 Negara Pemakan Mi Instan Terbanyak di Dunia 2025, Indonesia Jadi Runner Up

10 Negara Pemakan Mi Instan Terbanyak di Dunia 2025, Indonesia Jadi Runner Up

Sejarah dan Perkembangan Mi Instan

Mi instan telah menjadi makanan favorit banyak orang di seluruh dunia. Selain harganya yang terjangkau, mi instan menawarkan berbagai pilihan rasa dan proses penyajian yang praktis. Hal ini menjadikannya pilihan utama bagi jutaan orang, terutama dalam situasi tekanan ekonomi global.

Mi instan pertama kali diciptakan pada tahun 1958 oleh Momofuku Ando, pendiri perusahaan Nissin Foods di Osaka, Jepang. Produk tersebut diberi nama Chikin Ramen dan dirancang sebagai solusi makanan cepat saji pasca-Perang Dunia II, ketika Jepang menghadapi krisis pangan. Inovasi ini kemudian berkembang pesat hingga mi instan menjadi industri global.

Pada tahun 1971, Nissin kembali melakukan inovasi dengan meluncurkan Cup Noodles, yaitu mi instan dalam kemasan cup sekali pakai. Ini memudahkan konsumen modern dalam menyajikan makanan cepat. Dalam enam dekade terakhir, mi instan berkembang dari makanan darurat menjadi produk global. Data dari World Instant Noodles Association (WINA) menunjukkan bahwa konsumsi mi instan mencapai lebih dari 120 miliar porsi per tahun.

Ketua WINA, Koki Ando, menyatakan bahwa untuk tahun 2024, jumlah konsumsi diperkirakan akan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, untuk tahun 2025, diperkirakan akan mencapai setidaknya 120 miliar porsi. Meskipun ada kenaikan harga, nilai pasar diharapkan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Negara dengan Konsumsi Mi Instan Terbanyak

Asia masih menjadi pasar terbesar untuk mi instan, dengan China, Indonesia, India, dan Vietnam mendominasi konsumsi dunia. Meski sering dikritik karena kandungan natrium tinggi, mi instan tetap menjadi pilihan utama karena harganya murah, praktis, dan mudah didistribusikan, termasuk dalam bantuan bencana.

Berikut adalah daftar 10 negara dengan konsumsi mi instan terbesar pada tahun 2025:

  1. China – 43,8 Miliar Porsi
    China mendominasi sebagai negara dengan tingkat konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Mi menjadi bagian penting dari budaya kuliner Tiongkok sejak lebih dari 4.000 tahun lalu. Produk lokal seperti Master Kong dan Uni-President memimpin pasar dengan inovasi rasa regional.

  2. Indonesia – 14,68 Miliar Porsi
    Populasi besar dan merek lokal seperti Indomi serta mi Sedaap membuat Indonesia menjadi pasar penting. Mi instan masuk ke Nusantara melalui pedagang Tiongkok pada abad ke-13 hingga ke-15. Banyak variasi mi dengan cita rasa Indonesia hadir di pasar.

  3. India – 8,32 Miliar Porsi
    Urbanisasi cepat dan populasi muda mendorong peningkatan konsumsi mi instan. Merek populer seperti Maggi memengaruhi tren. Produsen mi di India menyesuaikan rasa dengan bumbu khas India seperti masala dan rempah pedas.

  4. Vietnam – 8,13 Miliar Porsi
    Tradisi kuliner mi seperti pho dan bun membuat mi instan populer. Konsumsi per kapita tinggi karena pola makan porsi kecil namun sering.

  5. Jepang – 5,90 Miliar Porsi
    Sebagai negara asal mi instan, Jepang memiliki sejarah panjang dan pasar matang. Inovasi seperti cup noodles dan ramen instan premium menjaga tingkat konsumsi yang tinggi.

  6. Amerika Serikat – 5,15 Miliar Porsi
    Tingginya konsumsi dipengaruhi imigran Asia dan budaya college food. Varian mi instan Korea dan Jepang juga mendorong popularitasnya.

  7. Filipina – 4,49 Miliar Porsi
    Mi instan menjadi makanan pokok murah terutama di kalangan menengah ke bawah. Faktor geografis kepulauan membuat mi instan mudah didistribusikan.

  8. Korea Selatan – 4,09 Miliar Porsi
    Konsumsi mi instan per kapita tertinggi di dunia. Mi instan (ramyeon) sudah menjadi bagian penting dalam budaya Korea sejak 1960-an.

  9. Thailand – 4,08 Miliar Porsi
    Thailand adalah produsen mi instan utama dengan merek ternama seperti Mama, Wai Wai, dan Yum Yum. Varian rasa khas Thailand menarik minat konsumen.

  10. Nigeria – 3,00 Miliar Porsi
    Mi instan menjadi alternatif pengganti makanan pokok karena harganya relatif murah. Merek lokal seperti Indomi Nigeria mendominasi pasar sejak awal 1990-an.

Komentar

Disqus Comments