
Apa Itu Poliuria dan Penyebabnya?
Poliuria adalah kondisi di mana tubuh memproduksi urine dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi ini biasanya didefinisikan sebagai produksi lebih dari tiga liter urine per hari pada orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak, kisarannya sekitar dua liter atau lebih setiap harinya. Dalam kondisi normal, orang dewasa biasanya hanya menghasilkan sekitar 0,8 hingga 2 liter urine setiap hari.
Poliuria bukanlah suatu penyakit medis tertentu, melainkan gejala yang muncul akibat kondisi lain. Meskipun tidak disertai rasa sakit, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan karena frekuensi buang air kecil yang terlalu sering. Hal ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat seseorang harus sering kali pergi ke kamar mandi.
Beberapa kondisi kesehatan dapat menjadi penyebab poliuria. Berikut adalah beberapa kondisi yang paling umum:
1. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah salah satu penyebab utama poliuria. Pada penderita diabetes, kadar gula darah meningkat secara signifikan. Ginjal biasanya menyerap gula kembali ke aliran darah, tetapi jika kadar gula terlalu tinggi, ginjal tidak mampu menyerapnya sepenuhnya. Akibatnya, gula akan dikeluarkan melalui urine.
Proses ini juga dapat menarik air dari jaringan tubuh, sehingga volume urine meningkat. Selain itu, penderita diabetes cenderung merasa sangat haus dan sering minum air, yang pada akhirnya memperparah kondisi poliuria.
2. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan tubuh menghasilkan urine dalam jumlah sangat besar, bahkan hingga 20 liter per hari. Kondisi ini berbeda dengan diabetes melitus karena tidak berkaitan dengan kadar gula darah. Namun, hal ini terkait dengan kesulitan tubuh dalam memproduksi atau menggunakan hormon vasopresin (hormon antidiuretik) yang membantu ginjal mengatur produksi urine.
Ketidakmampuan tubuh dalam mengontrol hormon ini menyebabkan produksi urine yang berlebihan, yang akhirnya memicu poliuria.
3. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah kondisi di mana sel darah merah rusak dan berbentuk seperti bulan sabit. Kondisi ini menyebabkan aliran darah terganggu dan bisa memengaruhi fungsi organ-organ tubuh, termasuk kandung kemih.
Salah satu efek dari anemia sel sabit adalah kandung kemih menjadi terlalu aktif, sehingga menimbulkan keinginan untuk buang air kecil secara terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan poliuria.
4. Gagal Ginjal
Ginjal merupakan organ penting dalam sistem kemih yang bertugas menyaring limbah dan menghasilkan urine. Ketika ginjal mengalami kerusakan, fungsinya menjadi tidak optimal. Ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem kemih, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil dan poliuria.
5. Penggunaan Obat Tertentu
Selain kondisi medis, penggunaan obat tertentu juga bisa menyebabkan poliuria. Contohnya adalah obat diuretik dan litium. Obat diuretik sering digunakan untuk mengurangi tekanan darah, namun dosis yang tidak tepat bisa menyebabkan produksi urine yang berlebihan.
Litium juga bisa menyebabkan poliuria karena memiliki efek pada fungsi ginjal, terutama dalam bentuk diabetes insipidus nefrogenik. Selain itu, beberapa obat lain seperti penghambat saluran kalsium, tetrasiklin, dan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) juga bisa menjadi penyebab poliuria sebagai efek samping.
Faktor Lain yang Bisa Menyebabkan Poliuria
Selain kondisi medis dan obat, ada faktor-faktor lain yang bisa memicu poliuria. Misalnya, perubahan kadar kalsium dalam tubuh, konsumsi alkohol atau kafein, serta kehamilan. Meski jarang, kondisi-kondisi ini juga bisa berkontribusi pada peningkatan produksi urine.
Poliuria adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik medis maupun non-medical. Jika seseorang mengalami gejala ini secara terus-menerus, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan pengobatan yang sesuai.