-->

Mengenal Aroma Rempah Kuliner Khas Tasikmalaya yang Kini Terbongkar

Mengenal Aroma Rempah Kuliner Khas Tasikmalaya yang Kini Terbongkar

Angkringan Aroma Rempah, Tradisi yang Menghadapi Tantangan

Di tengah kota Tasikmalaya, terdapat sebuah tempat yang menjadi ikon kuliner masyarakat setempat dan pengunjung luar daerah. Nama tempat ini adalah Angkringan Aroma Rempah. Lokasinya berada di Jalan Wiratanuningrat, Kecamatan Tawang, dekat stasiun kereta api. Tempat ini tidak hanya dikenal karena menu minuman rempahnya yang khas, tetapi juga karena suasana santai yang membuat pengunjung betah berlama-lama.

Angkringan Aroma Rempah memiliki tagline "Aroma Rempah", yang mencerminkan kekayaan bahan-bahan tradisional yang digunakan dalam penyajian minuman dan makanan. Menu utamanya adalah wedang jahe susu, yang menggabungkan rasa hangat jahe dengan tekstur lembut dari susu. Selain itu, tersedia juga mi tek-tek, roti bakar, pisang bakar, dan baso sebagai pendamping. Berbagai camilan seperti cireng dan kentang goreng juga bisa dinikmati bersama.

Kursi di angkringan ini selalu penuh saat sore menjelang malam. Pengunjung bisa memilih untuk membawa pulang atau menikmati langsung di tempat. Area makan dan minum yang disediakan cukup luas, dengan meja dan kursi yang dirancang agar nyaman. Suasana yang hangat dan ramah membuat banyak keluarga, rekan, maupun komunitas berkumpul di sini.

Selain minuman rempah, di Angkringan Aroma Rempah juga tersedia berbagai makanan laut dan menu lain yang lengkap. Harganya terjangkau, misalnya wedang jahe susu hanya dibanderol Rp 10 ribu per gelas. Alunan musik santai yang mengiringi percakapan dan tawa pengunjung menambah kesan akrab dan nyaman.

Namun, kini Angkringan Aroma Rempah sedang menghadapi tantangan besar. Pada hari ketiga pembongkaran bangunan liar yang berdiri di atas aliran irigasi induk Cimulu, dampak penurunan omzet usaha mulai terasa. Dede Redis, pemilik angkringan, mengatakan bahwa area penyajian makanan yang sebelumnya luas kini semakin sempit akibat pembongkaran tersebut.

Dede mengaku bahwa ia telah menyewa tempat ini selama 11 tahun dan memiliki izin pembangunan jembatan di depan toko. Ia merasa kecewa karena pembongkaran membuat usahanya turun drastis hingga 60 persen. Ia memohon kepada pemerintah untuk memberikan izin menggunakan sempadan sungai sebagai tempat warung makan, agar konsumen tetap bisa menikmati makanan khas Tasikmalaya.

Ia juga menyampaikan dukungan terhadap program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menekankan pentingnya menjaga air sebagai sumber kehidupan. Namun, ia berharap aturan tidak tebang pilih dan adil bagi semua pelaku usaha.

Pembongkaran bangunan liar ini dilakukan sebagai bagian dari normalisasi saluran irigasi induk Cimulu, yang bertujuan untuk mengalirkan air ke area persawahan di wilayah Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun begitu, Dede berharap ada solusi yang lebih baik untuk para pelaku usaha yang terkena dampak.

Komentar

Disqus Comments