BosHJN AMP

Penelitian: Galon Polikarbonat Aman untuk Minum

Featured Image

Penelitian Ilmiah Membuktikan Galon Polikarbonat Aman untuk Konsumsi

Banyak masyarakat mengkhawatirkan potensi bahaya Bisphenol A (BPA) yang terkandung dalam galon polikarbonat (PC). Namun, beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa tidak ada migrasi BPA dari galon PC ke dalam air minum yang dikonsumsi. Hal ini memberikan jawaban jelas terhadap kekhawatiran publik selama ini.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) mengevaluasi empat merek air minum galon ternama di Bandung. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ditemukan BPA dalam semua sampel yang diuji. Pengujian dilakukan menggunakan alat canggih seperti High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan tingkat akurasi sangat tinggi. Nilai Limit of Detection (LoD) yang digunakan adalah 0,0099 mikrogram per liter (mcg/L), jauh lebih rendah dari ambang batas maksimum yang ditetapkan oleh Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 sebesar 600 mikrogram per liter (0,6 ppm).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kualitas dan keamanan air minum dalam kemasan (AMDK). Metode uji yang digunakan mengacu pada standar nasional dan internasional, termasuk BPOM, SNI, Permenkes, serta American Public Health Association (APHA). Selain itu, analisis kimia dilakukan sesuai dengan protokol Association of Official Analytical Chemist International (AOAC).

Hasil penelitian ITB menyimpulkan bahwa semua air minum yang diuji aman untuk dikonsumsi. Selain itu, produk tersebut juga memenuhi standar dan regulasi yang ditetapkan pemerintah maupun standar internasional.

Di Sulawesi Selatan, penelitian serupa dilakukan oleh Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali dan Universitas Muslim Indonesia (UMI). Dalam penelitian ini, sampel galon polikarbonat diambil dari lima titik di Makassar dan dianalisis kandungan BPA-nya. Uji migrasi BPA dilakukan pada galon yang terpapar dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada migrasi BPA dari galon ke dalam air.

Ketua Program Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti, menjelaskan bahwa pengujian dilakukan dengan instrumen GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) dan hasilnya negatif, artinya tidak ada BPA terdeteksi dalam air galon. Penelitian ini bertujuan untuk meluruskan informasi yang menyebutkan adanya migrasi BPA melebihi ambang batas aman. Pemberitaan semacam ini membuat masyarakat menjadi resah dan khawatir.

Penelitian berjudul Analisis Bisphenol-A dan Di-ethylhexyl Phthalates dalam air galon yang beredar di Kota Makassar telah dipublikasikan di Food Scientia, Journal of Food Science and Technology, Universitas Terbuka pada Juni 2023 lalu.

Di Medan, Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU) juga melakukan penelitian tentang potensi migrasi BPA dari galon polikarbonat. Empat merek air minum dalam kemasan, yaitu AQUA, Prima, Amoz, dan Himudo, diuji dalam tiga kondisi penyimpanan: normal, terpapar sinar matahari selama 5 hari, dan 10 hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel aman untuk dikonsumsi masyarakat. Pengujian dilakukan menggunakan HPLC yang memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi kandungan BPA hingga level mikrogram per liter. Ketua Tim Peneliti Prof. Juliati Tarigan menyatakan bahwa migrasi BPA tidak akan terjadi meskipun galon didistribusikan pada siang hari, selama suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius. Suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius.

Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan keamanan penggunaan galon polikarbonat, tetapi juga untuk meluruskan kesesatan informasi yang beredar. Temuan ini menjadi dasar penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap keamanan air minum dari galon guna ulang.

Komentar

Disqus Comments