Penyebab dan Pencegahan Hepatitis B yang Perlu Diketahui
Hepatitis B adalah salah satu penyakit yang serius dan menyebar di berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menyerang hati dan dapat bersifat akut atau kronis. Jika tidak segera ditangani, Hepatitis B bisa menyebabkan komplikasi seperti sirosis hati atau kanker hati.
Menurut data dari organisasi kesehatan dunia, lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia pernah terinfeksi Hepatitis B. Setiap tahunnya, ribuan orang meninggal akibat penyakit ini. Di Indonesia sendiri, angka infeksi Hepatitis B pada balita mencapai sekitar 4,2 persen. Infeksi yang terjadi pada usia dini sangat berisiko tinggi untuk berkembang menjadi penyakit hati kronis di masa depan.
Cara Mencegah Hepatitis B
Salah satu cara paling efektif dalam mencegah Hepatitis B adalah melalui vaksinasi. Vaksin hepatitis B memiliki efektivitas hingga lebih dari 95 persen dan mampu melindungi tubuh selama bertahun-tahun. Untuk orang dewasa di atas usia 19 tahun, vaksin diberikan dalam tiga dosis. Dosis pertama diberikan pada awal, lalu dosis kedua setelah satu bulan, dan dosis ketiga setelah lima bulan dari dosis kedua. Jika pemberian vaksin tidak lengkap, maka efektivitas perlindungan akan berkurang.
Selain vaksinasi, deteksi dini juga sangat penting dalam menghadapi Hepatitis B. Deteksi bisa dilakukan melalui pemeriksaan darah dengan tes HbsAg dan Anti-HBs. Tes ini cocok dilakukan bagi mereka yang masuk ke dalam kelompok rentan, seperti tenaga medis, pengguna jarum suntik bersama, atau individu yang pernah menerima transfusi darah.
Penularan Melalui Jalur Berbeda
Hepatitis B dapat menular melalui berbagai jalur. Salah satunya adalah melalui darah atau cairan tubuh. Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan alat tajam secara bersamaan, serta penggunaan alat pribadi seperti pisau cukur atau alat perawatan kuku yang tidak steril. Virus ini tidak memandang usia atau status sosial, sehingga semua kalangan bisa terinfeksi.
Dalam konteks bayi, penularan bisa terjadi dari ibu ke anak melalui transmisi vertikal. Bahkan sebagian besar bayi yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun. Oleh karena itu, dokter spesialis anak menyarankan agar bayi yang lahir dari ibu penderita Hepatitis B segera diberikan vaksin dan imunoglobulin dalam waktu maksimal 12 jam setelah lahir. Langkah ini penting untuk mencegah infeksi kronis yang bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati di masa depan.
Vaksinasi untuk Anak-Anak
Vaksin Hepatitis B untuk anak-anak diberikan dalam lima dosis. Dosis pertama diberikan saat bayi lahir, kemudian empat dosis berikutnya dalam bentuk vaksin kombinasi pada bulan ke-2, ke-3, ke-4, dan booster di bulan ke-18. Orang tua perlu memastikan bahwa vaksinasi ini tidak dilewatkan karena sudah termasuk dalam vaksin wajib dasar oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Pencegahan Hepatitis B bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga kesadaran masyarakat secara keseluruhan. Dengan vaksinasi yang tepat dan deteksi dini yang cepat, risiko penularan dan komplikasi bisa diminimalkan. Konsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan rutin sangat disarankan, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok rentan.