BosHJN AMP

7 Bahan Berbahaya yang Harus Dihindari untuk Wajah Sempurna

Featured Image

Mengenal Bahan-Bahan yang Harus Dihindari dalam Produk Perawatan Kulit

Mencapai kulit wajah yang sempurna dan mulus menjadi impian banyak orang. Namun, untuk mencapainya, penting untuk memperhatikan setiap bahan yang terkandung dalam produk perawatan kulit yang digunakan. Beberapa bahan yang umum digunakan ternyata tidak berasal dari tumbuhan, melainkan melibatkan eksploitasi hewan dalam proses produksinya. Bagi yang ingin menjaga nilai etis sekaligus merawat kulit, berikut ini adalah tujuh bahan non-vegan yang sebaiknya dihindari.

1. Lanolin

Lanolin adalah pelembap yang berasal dari bulu domba. Proses ekstraksi biasanya dilakukan secara eksploitatif, sehingga tidak ramah lingkungan. Bahan ini sering ditemukan dalam berbagai produk kecantikan. Sebagai alternatif, Anda bisa memilih emolien nabati seperti shea butter, minyak jojoba, atau cupuaƧu butter. Bahan-bahan ini memberikan hidrasi yang sama tanpa mengorbankan etika.

2. Carmine

Carmine adalah pigmen merah yang dihasilkan dari serangga cochineal yang dihancurkan. Bahan ini sering digunakan untuk memberikan warna pada kosmetik. Alternatif vegan seperti bit, lobak, atau pewarna sintetis dapat digunakan sebagai pengganti. Merek seperti Axiology dan E.L.F. telah menggunakan bahan-bahan ini untuk menciptakan warna yang cerah tanpa melibatkan serangga.

3. Kolagen

Kolagen adalah protein struktural yang biasanya diambil dari jaringan ikat hewan seperti sapi atau ikan. Meskipun sering digunakan dalam produk perawatan kulit, kolagen topikal tidak mampu menembus kulit secara mendalam. Pilihan yang lebih baik adalah pendorong kolagen vegan seperti peptida nabati, vitamin tertentu, bakuchiol, atau jamur tremella yang memberikan manfaat serupa.

4. Beeswax

Lilin lebah atau beeswax diproduksi oleh lebah untuk sarang madu mereka. Praktik peternakan lebah komersial bisa merugikan koloni lebah itu sendiri. Alternatif berbasis tumbuhan seperti lilin candelilla, lilin carnauba, atau lilin bekatul bisa digunakan sebagai pengganti. Bahan-bahan ini memiliki fungsi yang sama baiknya dalam produk kecantikan.

5. Squalene (dari Hiu)

Squalene adalah lipid yang awalnya berasal dari minyak hati ikan hiu. Penggunaannya berkontribusi pada penangkapan ikan berlebihan di lautan lepas. Untuk menghindarinya, gunakan squalane yang berasal dari tumbuhan seperti zaitun, tebu, atau bekatul. Bahan ini bekerja efektif tanpa membahayakan kehidupan laut.

6. Ekstrak Plasenta

Ekstrak plasenta berasal dari plasenta hewan seperti babi atau domba, dan digunakan dalam krim anti-penuaan. Produksinya sering kali tidak transparan dan menimbulkan pertanyaan etis. Alternatif yang lebih baik termasuk peptida berbasis tumbuhan, lidah buaya, dan bakuchiol yang memberikan hasil yang diinginkan tanpa isu etika.

7. Stearic Acid (dari Lemak Hewan)

Asam stearat bisa berasal dari tumbuhan atau hewan. Namun, ketika berasal dari hewan, bahan ini sering diambil dari hasil sampingan rumah potong hewan. Pastikan untuk memeriksa label produk dan mencari merek yang menyatakan bahwa bahan tersebut berasal dari tumbuhan. Alternatif seperti asam palmitat dari minyak sawit atau kelapa juga bisa menjadi pilihan yang baik.

Menghindari bahan-bahan ini bukan hanya tentang mencapai kulit yang sempurna. Ini juga tentang membuat pilihan yang selaras dengan nilai-nilai etis Anda. Kesadaran akan bahan-bahan ini memberdayakan Anda sebagai konsumen. Dengan memeriksa setiap daftar bahan produk perawatan kulit secara cermat, Anda bisa menciptakan rutinitas kecantikan yang benar-benar tanpa cela dan beretika. Memilih kecantikan yang sadar berarti memilih kebaikan.

Komentar

Disqus Comments