
Teori Alien dan Objek Antarbintang 3I/ATLAS
Sebuah makalah yang diterbitkan di server pracetak arXiv menyajikan teori menarik tentang kemungkinan keberadaan teknologi alien. Menurut penelitian tersebut, objek antarbintang 3I/ATLAS, yang ditemukan pada 1 Juli, mungkin memiliki karakteristik aneh yang mengarah pada hipotesis bahwa objek ini bisa jadi berasal dari peradaban luar angkasa. Peneliti yang terlibat dalam studi ini adalah Adam Hibberd, Adam Crowl, dan Abraham Loeb.
Menurut beberapa sumber, Loeb adalah seorang astronom ternama dari Universitas Harvard yang dikenal karena menghubungkan objek antariksa dengan kemungkinan kehadiran alien. Meskipun makalah ini belum melalui proses tinjauan sejawat, banyak ahli menganggap klaimnya tidak masuk akal. Namun, para peneliti tetap mempertahankan pendapat mereka dan menawarkan analisis mendalam mengenai objek 3I/ATLAS.
Objek 3I/ATLAS meluncur menuju matahari dengan kecepatan lebih dari 130.000 mph atau 210 ribu kilometer per jam. Dalam analisisnya, peneliti menyatakan bahwa objek ini menunjukkan berbagai karakteristik anomali yang didasarkan pada pengamatan fotometrik dan astrometrik. Mereka juga menyampaikan hipotesis bahwa 3I/ATLAS mungkin merupakan teknologi asing dan bahkan agresif, seperti yang diprediksi oleh konsep 'Hutan Gelap' hingga 'Paradoks Fermi'.
Selain itu, peneliti mencatat bahwa 3I/ATLAS secara mengejutkan mendekati planet-planet seperti Venus, Mars, dan Jupiter. Kemiringan rendah orbit objek ini terhadap ekliptika memberikan manfaat bagi Kecerdasan Ekstraterestrial (ETI), karena memungkinkan objek itu mengakses Bumi dengan relatif bebas. Selain itu, gerhana Matahari dari Bumi pada saat 3I/ATLAS berada di perihelion akan memungkinkannya melakukan Manuver Oberth Surya terbalik secara diam-diam, strategi daya dorong tinggi yang optimal bagi pesawat antariksa antarbintang untuk mengerem dan tetap terikat pada Matahari.
Para peneliti memperkirakan bahwa teknologi alien akan terlihat dari Bumi pada akhir November atau awal Desember. Namun, banyak ilmuwan lain meyakini bahwa 3I/ATLAS adalah komet besar yang dikelilingi oleh awan es, gas, dan debu yang disebut koma.
Studi Harvard Mengungkap Potensi Lokasi Alien
Para ilmuwan dan organisasi penelitian telah bertahun-tahun mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi, mengamati langit, mengirimkan sinyal radio, dan menjelajahi planet-planet yang jauh. Namun, pertanyaan utama tetap sama: apakah alien benar-benar ada?
Teori dari para peneliti di Universitas Harvard menunjukkan bahwa manusia mungkin melihat ke arah yang salah selama ini. ‘Bagaimana jika alien tidak berada di sudut-sudut terjauh luar angkasa, melainkan di Bumi, hidup di antara kita?’.
Proposal akademis dari Program Human Flourishing Harvard menantang asumsi tentang kehidupan alien. Menurut studi ini, makhluk luar angkasa atau ‘kriptoterrestrial’ dapat hidup di bawah tanah, tersembunyi di Bulan, atau bahkan di antara manusia yang menyamar. Meskipun belum melalui tinjauan sejawat, penelitian ini fokus pada hipotesis kriptoterestrial.
Penulis makalah menyatakan bahwa fenomena udara tak dikenal atau UAP, yang sebelumnya dikenal sebagai UFO, dapat dihubungkan dengan kecerdasan non-manusia (NHI) tersembunyi yang sudah berada di Bumi atau di dekatnya. Menurut makalah tersebut, para peneliti menyarankan bahwa makhluk tersembunyi ini, yang disebut kriptoterestrial, dapat hadir dalam empat bentuk berbeda:
- Manusia Kriptoterestrial: Para penyintas peradaban manusia kuno dan maju yang sebagian besar telah punah sejak lama tetapi masih ada secara diam-diam.
- Hominid atau Theropoda Kriptoterrestrial: Spesies non-manusia cerdas seperti makhluk mirip kera atau bahkan dinosaurus yang berevolusi dan belajar hidup bersembunyi, mungkin di bawah tanah.
- Mantan Ekstraterestrial atau Ekstraterestrial Kriptoterrestrial: Makhluk yang mungkin berasal dari planet lain atau dari masa depan Bumi, memilih untuk tetap bersembunyi di Bumi atau Bulan.
- Kriptoterrestrial Magis: Makhluk mitos seperti peri, elf, atau nimfa, yang tidak bergantung pada teknologi melainkan berinteraksi dengan manusia dengan cara yang misterius dan magis.
Teori ini masih diragukan. Para peneliti mengakui teori mereka mungkin akan ditanggapi skeptis. Namun, mereka berharap dapat membantu dalam menormalkan analisis ilmiah yang ketat terhadap fenomena anomali dan mendorong komunitas ilmiah untuk mempertimbangkan data ini dengan semangat kerendahan hati dan keterbukaan epistemik.